Okta Live Streaming

   -   WIB

 

 Jumat, 29 Maret 2024

Pamekasan - Petani di Kabupaten Pamekasan saat ini mengeluh lantaran harga garam semakin hari semakin menurun. Penurunan itu disebabkan dampak dari pemerintah yang membuka kran impor.

Hal itu disampaikan, H Syamsuri, anggota DPRD Kabupaten Pamekasan, dari Komisi 1, dari daerah pemilihan (Dapil) 5 yang meliputi Kecamatan Galis, Larangan dan Pademawu. 
 
Ia menyampaikan, bahwa keluhan petani terhadap penurunan harga garam yang semakin hari semakin menurun itu disebabkan pemerintah yang sudah membuka impor garam. 
 
Menurutnya, pemerintah bisa saja membuka impor garam jika memang stok garam lokal sudah tidak bisa memenuhi permintaan pasar, namun tidak demikian adanya. Pemerintah lanjut H Syamsuri tidak pernah melakukan survei melihat stok garam rakyat dan tetap saja membuka impor. 
 
"Karena jika tergesa-gesa seperti yang dilakukan pemerintah yang sudah membuka impor, maka ini akan fatal akibatnya, harga semakin turun dari Rp 3.200 menjadi Rp 2.700 perkilo gram. Kan kasihan petani kalau sudah begitu yang sudah menyimpan barangnya beberapa tahun," katanya, Senin (19/12/2022). 
 
Sedangkan biaya produksi garam sendiri kata H Syamsuri, saat ini sudah tidak sebanding dengan harga jual di pasaran akibat cuaca yang juga tidak berpihak kepada petani. 
 
"Mengingat produksi garam tahun ini petani banyak mengeluh, pertama dari segi biaya produksi yang sangat mahal dan kedua produksi garam tidak normal yang biasanya dilakukan 3-4 bulan, ini dilakukan 2 bulan lantaran curah hujan yang sangat deras," ungkapnya, 
 
Akibat cuara yang tidak bersahabat itu, hasil produksi garam petani berkurang (sedikit) dan tidak seperti tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya selain dari hasil produksinya banyak, petani juga masih menimbun garam melalui gudang masing-masing sehingga stok banyak. 
 
"Adapun hasil produksi sekarang, ya sangat sedikit tidak seperti tahun-tahun kemarin, karena tahun kemarin masih banyak petani garam yang masih menimbun garamnya di gudang masing-masing," ujarnya.